Sabtu, 02 April 2011

Pengantar Teknik Industri


A.     Teknik-Teknik untuk perencanaan dan Pengendalian produksi
      Dalam proses produksi dan pendistribusian barang sistem peramalan dan perencanaan sangat dibutuhkan  sekali untuk  memprediksikan nilai jual beli dan kualitas suatu barang untuk masa depan.  Adapun permasalahan yang ditunjukkan pada keduanya yaitu : faktor biaya yang bergantung sekali pada faktor produksi jika order barang barang terlalu banyak begitu pula banyak pengeluarannya, dan juga apabila barang yang dikeluarkan terlalu menumpuk dan permintaan yang sedikit hal ini sangat sering sekali terjadi.
Persamaan total biaya sangat bergantung pada kondisi-kondisi tertentu yaitu:
1.      Biaya pengadaan (procurement cost) adalah biaya pengadaan dari sebuah produk yang dibeli adalah biaya pemesanan, yang terdiri dari biaya pembuatan order dan proses pembelian.
2.      Biaya penyimpanan (Carrying cost) adalah biaya penyimpanan persediaan yang terdiri dari beberapa komponene biaya, yaitu :
A.      Biaya dari uang yang didinvestasikan dalam persediaan yang dapat saja digunakan untuk yang lain.
B.      Biaya dari ruang penyimpanan – biaya gudang perlengkapan seperti penyediaan tekanan, penerangan, dan lain-lain.
C.      Biaya penyusutan, kerusakan, dan kehilangan.
D.     Biaya untuk asuransi dan pajak untuk persediaan.
Model persediaan klasik akan menentukan jumlah optimal unit yang harus dipesan setiap kali order dibuat. Jumlah ini didapatkan dengan menggunakan bberapa asumsi, yaitu :
1.      Tingkat penggunaan item linier dan diketahui dengan pasti.
2.      Order diterima tepat pada saat order dibuat.
Kita dapat mengekspresikan total biaya persediaan sebagai jumlah dari procurement cost dan carrying cost :
Total biaya = procurement cost + carrying cost
Selanjutnya kita akan mengubah simbol-simbol dibawah ini untuk mengembangkan model.
TC = total biaya
PC = procurement cost untuk masing-masing pemesanan / order .
CC = carrying cost/ unit/ tahun.
D = permintaan/ penggunaan item/ tahun.
Q = jumlah yang diorder setiap kali order dibuat (lot size).
Q₀ = lot size optimal.



Persamaam total biaya dapat ditulis sebagai berikut :
TC = PC D/Q + CC Q/2
Tujuannya adalah untuk manentukan nilai dari Q tertentu yang akan meminimasi persamaan total biaya. Pada rumus tadi bahwa nilai minimum dalam kurva TC terjadi pada titik yang memiliki slope kurva nol. Dari perhitungan diferensial, kita tahu bahwa turunan pertama fungsi matematika akan memeberikan nilai tertentu pada saat nilai slope dari fungsi sama dengan nol (tingkat perubahan yang tetap). Dalam kasus ini, kita mencari titik dimana niali slopenya adalah nol. Pendekatan yang kita pakai adalah mengambil turunan pertama dari persamaan total biaya, berikan nnilai nol pada rumus, dan kemudian didapatkan nilai Q, lot size optimal :
d(TC)/dQ = -PC D/Q2 +CC/2
             -PC D/Q2 + CC/2= 0
Q0

B.      Teknik dan Tujuan Penjadwalan Operasional
      Teknik penjadwalan operasi harus menyedesuaikan order produksi dengan beban kerja yang telah ada dari berbagai departemen/ fasilitas produksi. Adapun tujuan dari perencanaan operasional ini adalah untuk menugaskan operasi tertentu pada fasilitas produksi dengan waktu mulai dan berhanti ditentukan. Penjadwalan operasi juga sangat bergantung sekali dengan faktor seperti persediaan dalam proses, lembur, order yang diselesaikan, dan juga SDA dan tenaga mesin yang sangat memungkinkan untuk mempercdepat hasil produksi.
Tujuan dari perencanaan operasi adalah :
1.      Order yang memiliki persentase yang tinggi diselesaikan tepat waktu.
2.      Utilitas yang tinggi dari fasilitas dan tenaga kerja.
3.      Persediaan dalam proses rendah.
4.      Lembur yang rendah.
5.      Rendahnya tingkat kekurangan stok dari item yang diproduksi.

Tujuan ini harus termasuk dalam keseluruhan kerangka kerja yang lebih diperjelas dalam perencanaan operasi.
Salah satu teknik yang sudah lam asekali digunakan untuk mengurutkan dan menjadwalkan operasi fasilitas adalah Gant Chart. Gant Chart sangat berguna untuk menunjukan aktivitas kerja yang direncanakan yang dibandingkan dengan pelaksanaan aktualnya dalam skala waktu yang sama.

C.      Dispatching dan Pengawasan Kemajuan
      Tujuan utama dari dispatching dan pengawasan kemajuan adalah untuk menutup siklus dalam sistem perencanaan dan pengendalian produksi. Untuk memenuhi hal itu, kita harus menemukan cara untuk mendeteksi setiap penyimpanan yang terjadi, menganalisa apa yang terjadi, memutuskan tindakan perbaikan apa yang sesuai, mengimplementasikan tindakan perbaikan dengan memasukkannya dalam keputusan penjadwalan berikutnya, dan akhirnya mengumpan balikan informasi tentang kemajuan tersebut pada bagian perencanaan untuk meningkatkan perencanaan dimasa yang akan datang.

D.     Pengendalian Persediaan (Inventory Control)
      Persediaan barang akan berkaitan erat dengan permintaan/ kebutuhan (Demand) dan kapasitas produksi terpasang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan berbagai kemungkinan sseperti berikut :
·         Bilamana D = Q, maka akan tercapai kondisi produksi ideal.
·         Bilamana D > Q, maka akan diperlukan persediaan (Inventory) barang untuk mengantisipasi kelangkaan.
·         Bilamana D < Q, maka akan terjadi kondisi idle (mengnggur) dari fasilitas produksi terpasangnya.
Persediaan (Inventory) akan memiliki fungsi dan arti penting untuk menjaga proses produksi bisa berlangsung dengan lancar dan terkendali. Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
·         Fungsi Pipe-Line (Transit) Inventories. Berfungsi sebagai penghubung antara produsen barang dengan pemasok ataupun konsumen yang dipisahkan oleh geografis yang berjarak jauh dan memerlukan waktu lama untuk masa penyerahan barang.
·         Economic Order Quantities adalah menetapkan berapa jumlah pesanan produk yang harus dibuat setiap kali pesanan akan dilakukan.
·         Safety/ Buffer Stocks merupakan antisipasi terhadap kondisi acak, fluktuasi, ketidakpastian , dan diluar kendali sistem industri.
·         Decoupling Inventories langkah ini terutama diaplikasikan untuk sistem produksi yang lintasan prosesnya sulit untuk dibuat seimbang.
·         Seasonal Inventories persediaan dibuat untuk mengntisipasi fluktuasi permintaan produk/ barang pada musim yang berbeda.
Fungsi perencanaan produksi (agregat) salah satunya adalah merubah kebutuhan/ permintaan barang jadi (demand output)menjadi kebutuhan material (bahan baku), komponen, dan masukkan (input) lainnya.
Untuk melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan, maka terlebih dahulu harus diketahui komponen-komponen biaya yang akan dijadiakan dasar perhitungannya, yaitu :
·         Biaya pemesanan yaitu semua biaya yang meliputi biaya administrasi untuk pembelian/ pemesanan kepada pemasok (supplier/ vendor) dari luar.
·         Biaya penyiapan yaitu meliputi biaya untuk perancangan proses produksi, biaya perancangan dan pembuatan jigs dan fixtures, tools, software dan sebagainya.
·         Biaya kelangkaan biaya yang harus dikeluarkan sebagi konsekuensi kekurangan atau kelangkaan persediaan.
·         Biaya persediaan yang terdiri dari biaya penyimpanan seperti interest, sewa gudang, asuransi dan lain-lain.
·         Biaya (harga) material merupakan harga material per unit yang harus dipesan/ dibeli dalam jumlah tertentu sebagai konsekuensi dalam perencanaan persediaan.
E.      Pengendalian Persediaan dengan Metode Jumlah Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity – EOQ)
Merupakan metode pengendalian persediaan yang paling sering diaplikasikan. Dalam hal ini ada beberapa asumsi dasar yang diambil, yaitu :
·         Shortage costs dalam hal ini dianggap = nol
·         Tidak ada potongan harga (discount price) untuk barang/ produk yang dipesan meskipun dalam jumlah besar.
·         Perhitungan akan dilakukan per item barang/ produk akan dilakukan pengendalian persediaannya.
·         Biaya pemesanan  (ordering costs) dan penyimpanan (holdingcosts) akan berlaku tetap/ konstan dan diketahui
·         Laju pemakian barang (prodction rate)dan juga waktu pemesanan sampai dengan kedatangan barang/ produk yang dipesan (lend time) juga bersifat konstan dan diketahui.
·         Selanjutanya faktor-faktor produksi yang lain yang berpengaruh secara signifikan serba teratur, lancar, dan juga diketahui.
Total biaya persediaan yaitu total biaya yang dapat dihitung berdasarkan biaya pemesanan (ordering costs) ditambah dengan biaya penyimpanan (holding costs).
Titik pemesanan kembali (reorder point) merupakan titik saat pemesanan barang harus dilakuakan sebanyak yang dibutuhkan,banyaknya persediaan yang ada digudang, atau banyaknya persediaan yang direncanakan untuk mengantisipasi kebutuhan produksi dimasa mendatang.
Diagram Gant (Gant Chart) atau Diagaram Balok (Bar Chart) disebut demikian untuk menghormati penemu ide penggambaran dengan cara ini, yaitu Henry Gant (1900-an) atau Digaram Balok (Bar Chart) adalah representasi diagramatik dari aktivitas berdimensi banyak (multiple activities) yang akan memberikan gambaran tentang :
·         Daftar kegiatan terperinci dari suatu proyek atau kegiatan.
·         Waktu mulai dari setiap kegiatan yang diperkirakan.
·         Lama kegiatan yang juga menunjukan saat berakhirnya kegiatan akan berlangsung.
Kekurangn diagram gant sebagai metode perencanaan kegiatan bisa diidentifikasikan sebagai berikut :
·         Hubungan antara satu aktivitas dengan aktivitas lain tidak dapat ditunjukkuan
·         Kegiatan kritis, yaitu kegiatan yang memiliki arti penting sehingga penundaan kegiatan tersebut tidak diperbolehkan karena bisa mengganggu atau menunda keseluruhan aktivitas proyek dalam hal ini tidak bisa diidentifikasikan.
·         Penyempurnaan (updeting) informasi karena adanya perubahan waktu mulai atau waktu penyelesaian suatu kegiatan akan menyebabkan diagram tersebut harus diganti seluruhnya.
      Untuk menutupi kekurangan metode perencanaan kegiatan dengan menggunakan metode diagram gant, maka hal ini dapat dipergunakan teknik perencanaan kegiatan dengan metode PERT (Program Evaluation and Review Technique). Aplikasi Digram Gant biasanya dilakukan untuk perencanaan/ penjadwalan kegiatan yang relatif sederhana dan untuk proyek-proyek yang berskala kecil. Untuk kegiatan yang berskala besar dan kompleks melibatkan banyak kegiatan dan penggunaan fasilitas kerja yang sama maka implementasi darimetode PERT sangat dibutuhkan.
Langkah –langkah Penggambaran PERT.
1.      Pikir dan tuliskan semua peristiwa yang ada dalam sebuah proyek
2.      Berilah penomoran pada peristiwa-peristiwa tersebut.
3.      Buatlah daftar peristiwa tersebut secara serial.
4.      Tunjukkanlah peristiwa terdahulu yang terdekat.
5.      Buatlah jaringan kerja muali dari peristiwa terdahulu secara berurut.
F.       Perencanaan Agregat (ggregate Planning)
Perencnaan agregat bertujuan untuk membuat perencanaan produksi untuk memenuhi permintaan (demand) berdasarkan kapasitas produksi yang sesuai.
Metode perencanaan produksi dipilih berdasarkan faktor :
1.      External, yaitu tergantung dari tipikal permintaan (pasar) yang dilayani, struktur ekonomi, dan lain-lain.
2.      Intermal, yaitu berdasarkan potensi sumber daya yang dimilikinnya.
Selain itu perencanaan juga bisa dibuat berdasarkan periode waktu yang ingin dicakup, seperti :
1.      Perencanaan jangka panjang (long term planning) yang biasanya diaplikasikan untuk hal-hal yang bersifat strategis.
2.      Perencanaan jangka menengah (medium term atau aggregate planning) yang biasanya diaplikasikan untuk periode 1 tahunan.
3.       Perencanaan jangka pendek (short tgerm planning) yang biasanya diaplikasikan untuk aktivitas operasional yang bersifat taktikal.
       




0 komentar:

Posting Komentar